MAKALAH TAKSONOMI BLOOM DAN ANDERSON DENGAN ASPEK KOGNIKTIF, AFEKTITIF, PSIKOMOTORIK, DAN MAMPU MENENTUKAN KKO PEMBELAJARAN IPA

 TAKSONOMI BLOOM DAN ANDERSON DENGAN ASPEK KOGNIKTIF, AFEKTITIF, PSIKOMOTORIK, DAN MAMPU MENENTUKAN KKO PEMBELAJARAN IPA.


Ditulis oleh :

Nama : Ika Nurhaliza (1052018008 )

    Wanda anisa ( 1052018007 )

   Rahmatina ( 1052018010 )

Salsabila ( 1052018011 )

Semester / Unit : VI/1

Jurusan : PGMI

Mata Kuliah : Pembelajaran IPA MI/SD

Dosen Pengampu : Nina Rahayu , M.Pd



FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI LANGSA

2021

KATA PENGANTAR


Segala Puji Syukur teruntuk Ilahi Rabbi, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah atas Rasulullah SAW. Seluruh keluarga, kerabat, dan sahabatnya.

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena akhirnya kami dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “TAKSONOMI BLOOM DAN ANDERSON DENGAN ASPEK KOGNIKTIF, AFEKTITIF, PSIKOMOTORIK, DAN MAMPU MENENTUKAN KKO PEMBELAJARAN IPA”tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini kami ucapkan banyak terima kasih kepadadosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan.

























               Langsa, 30 Maret 2021

 


                 Pemakalah





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1


BAB II ISI 2

A. Pengertian Taksonomi Bloom 2

B. Taksonomi Anderson 3

C. Klarifikasi Aspek Kogniktif 6

D. Klarifikasi Aspek Aspektif 6

E. Klarifikasi Aspek Psikomotorik 7

F. KKO Pembelajaran IPA 8

BAB III PENUTUP 11

Simpulan 11

Saran 11


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali diCIPTAKAN OLEH  Benjamin S. Bloom pada tahun 1956.

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Sejarah Taksonomi Bloom

Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948.Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors).

Rumusan Masalah 

Apa yang dimaksud dengan pengertian taksonomi bloom dan anderson?

Bagaimana sejarah taksonomi bloom ?

Sebutkan klarifikasi kognektif?







BAB II

PEMBAHASAN


Pengertian Taksonomi Bloom

Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali diCIPTAKAN OLEH  Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.usun

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.


Sejarah Taksonomi Bloom

Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948.Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom.Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. 

Taksonomi Andorson

Ada 4 buah prinsip dasar yang digunakan Bloom dan Krathwohl dalam melahirkan taksonomi, yaitu:

a.   Prinsip metodologis (cara guru mengajar)

b.   Prinsip psikologis (fenomena kejiwaan)

c.   Prinsip logis (logis dan konsisten)

d.   Prinsip tujuan (keselarasan antara tujuan dan nilai-nilai)



Klarifikasi Aspek Kogniktif


Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah

dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh 

pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran.

  Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi yang dilambangkan dengan C (Cognitive) (Dalam buku yang berjudul.

Taxonomy of Educational Objectives. Handbook 1 : Cognitive Domain yang diterbitkan oleh

McKey New York. Benyamin Bloom pada tahun 1956) yaitu: 

♦ C1 (Pengetahuan/Knowledge)  

Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah

dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, memberi indeks, memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal,meniru, mencatat, mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih, menyatakan, mempelajari, mentabulasi, memberi kode, menelusuri, dam menulis. 

♦ C2 (Pemahaman/Comprehension)  

Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi tertentu

yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu : 

1. Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)

2. Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)

3. Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti). 

 

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, merinci, mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah, mempertahankan, menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan, meramalkan, merangkum, dan menjabarkan. 

♦ C3 (Penerapan/Application) 

Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : menugaskan, mengurutkan,menentukan, menerapakan, menyesuaikan, mengkalkulasi, memodifikasi, mengklasifikasi, menghitung, membangun, membiasakan, mencegah, menggunakan, menilai, melatih, menggali,mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki, mengoperasikan, mempersoalkan, mengkonsepkan, melaksanakan, meramalkan, memproduksi, memproses, mengaitkan, menyusun,mensimulasikan, memecahkan, melakukan, dan mentabulasi. 

♦ C4 (Analisis/Analysis)  

Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan menguraikan suatu materi

menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa : 

1. Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)

2. Analisis hubungan ( identifikasi hubungan) 

3. Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi

organisasi) 

Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian

menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta menemukan hubungan sebab 

akibat. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : menganalisis, mengaudit,memecahkan, menegaskan, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, memerinci, menominasikan,mendiagramkan, mengkorelasikan, merasionalkan, menguji, mencerahkan, menjelajah,membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah, memaksimalkan, memerintahkan,mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, dan mentransfer. 

♦ C5 (Sintesis/Synthesis)  

Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. 

Di jenjang ini, peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan

memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan. 

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : mengabstraksi, mengatur,menganimasi, mengumpulkan, mengkategorikan, mengkode, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, membangun, menanggulangi, menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan,mengoreksi, merancang, merencanakan, mendikte, meningkatkan, memperjelas, memfasilitasi, membentuk, merumuskan, menggeneralisasi, menggabungkan,memadukan, membatas,mereparasi, menampilkan, menyiapkan, memproduksi, merangkum, dan merekonstruksi. 

♦ C6 (Evaluasi/Evaluation) 

Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru,pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis. Menurut Bloom paling tidak ada 2 jenis evaluasi yaitu : 

1. Evaluasi berdasarkan bukti internal

2. Evaluasi berdasarkan bukti eksternal 

Di jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya melakukan pembuatan keputusan dan kebijakan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang, memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas, menugaskan, menafsirkan, mempertahankan, memerinci, mengukur,merangkum, membuktikan, memvalidasi, mengetes, mendukung,memilih, dan memproyeksikan. 

Klarifikasi Aspek Afektif 

Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi sertaderajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dlam kegiatan belajar mengajar. Kartwohl & Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001) membagi ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu : 

♦ Receiving/Attending/Penerimaan 

Kategori ini merupakan tingkat afektif yang terendah yang meliputi penerimaan masalah, situasi,gejala, nilai dan keyakinan secara pasif.Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik. Hal ini dapat dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan penjelasan pendidik dengan seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mereka memiliki kemauan untuk menggabungkan diri atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : memilih, mempertanyakan,mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, danmeminati. 

♦ Responding/Menanggapi 

Kategori ini berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Atau dapat pula dikatakan bahwa menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan menyerahkan laporan tugas tepat padawaktunya. 

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah menjawab, membantu,mengajukan, mengompromi, menyenangi, menyambut, mendukung, menyetujui, menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan, memilah, dan menolak. 

♦ Valuing/Penilaian 

Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. Peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan akan tetapi berkemampuan pula untuk menilai fenomena itu baik atau buruk. Hal ini dapat dicontohkan dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar serta bertanggung jawab terhadap segala hal selama proses pembelajaran. 

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengasumsikan, meyakini,melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengundang, menggabungkan, mengusulkan, menekankan, dan menyumbang. 

♦ Organization/Organisasi/Mengelola 

Kategori ini meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan menimbang akibat positif dan negatif dari suatu kemajuan sains terhadap kehidupan manusia. 

Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan, mengombinasi, mempertahankan, membangun, membentukpendapat, memadukan, mengelola, menegosiasikan, dan merembuk. 

♦ Characterization/Karakteristik 

Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisais nilai menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan bersedianya mengubah pendapat jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengubah perilaku, berakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan, mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan dan memecahkan. 


Klarifikasi Aspek Psikomotor  

Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah: 

♦ Meniru 

Kategori meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh yang diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun hakikatnya dari keterampilan itu. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengaktifan,menyesuaikan, menggabungkan, melamar, mengatur, mengumpulkan, menimbang,memperkecil, membangun, mengubah, membersihkan, memposisikan, dan mengonstruksi. 

♦ Memanipulasi 

Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta memilih apa yangdiperlukan dari apa yang diajarkan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih, memperbaiki, mengidentifikasikan, mengisi,menempatkan, membuat, memanipulasi, mereparasi, dan mencampur. 

♦ Pengalamiahan 

Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan dijadikansebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengalihkan, menggantikan, memutar, mengirim, memindahkan, mendorong, menarik, memproduksi,mencampur, mengoperasikan, mengemas, dan membungkus. 

♦ Artikulasi 

Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengalihkan, mempertajam, membentuk, memadankan, menggunakan, memulai, menyetir, menjeniskan, menempel, mensketsa, melonggarkan, dan menimbang. 


KKO Pembelajaran IPA

Kata kerja operasional (KKO) dipakai adalah landasan dasar Kata kerja yang digunakan tersebut merupakan acuan bagi pengajar untuk menentukan kedalaman dari materi, Semua itu tergantung dari apa yang ingin dicapai pada akhir pembelajaran.

bagi guru untuk menentukan seberapa jauh materi pelajaran akan disampaikan. Guru bisa menentukannya berdasar hanya untuk menguasai, mengingat, memahami, mengkategorikan atau memperagakannya saja. Segala macam yang ada di KKO merupakan seberapa jauh mata pelajaran akan diraih pada sesi akhir pembelajaran. KKO terbagi 2, taksonomi bloom dan anderson. Adapun KKO pembelajarn IPA adalah :

CP

SUB-CP

INDIKATOR


1. M 5 : Mahasiswa mampu mengidentifikasi, dan menganalisis buku guru dan siswa kurikulum K-

13

(S6,S9,KU1,KU2,P3,KK6)

5.1 L5 : Mahasiswa mampu menganalisis dan mengidentifikasi buku guru dan siswa kurikulum K-13 (M5)

5.1.1 Mahasiswa mampu menganalisis

kurikulum K-13

5.1.2 Mahasiswa mampu mengidentifikasi kekurangan buku K-13 kelas 1 – 3 SD

5.1.3 Mahasiswa mampu mengidentifikasi kekurangan buku K-13 kelas 4 – 6 SD


2. M6: Mahasiswa mampu

mengindentifikasi dan menjelaskan tentang pengembangan buku IPA di SD

(S6,S9,KU1,KU2,P3,KK6)

6.1 L6: Mahasiswa

mampu mengindentifikasi dan menjelaskan tentang pengembangan buku IPA di SD (M6)

6.1.1 Mahasiswa mampu

mengidentifikasi silabus IPA kelas

1-3

6.1.2 Mahasiswa mampu

mengidentifikasi silabus IPA kelas

4-6

6.1.3 Mahasiswa mampu menganalisis

buku KTSP kelas 1-6 SD


3. M7: Mahasiswa mampu

menjelaskan dan menganalisis penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran

(S6,S9,KU1,KU2,P3,KK6)

7.1 L7: Mahasiswa

mampu menjelaskan dan menganalisis penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran (M7)

7.1.1 Mahasiswa mampu menjelaskan

karakteristik metode inkuiri dalam pembelajaran

7.1.2 Mahasiswa mampu menyebutkan proses metode inkuiri dalam pembelajaran IPA

7.1.3 Mahasiswa mampu menganalisis kekurangan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA

7.1.4 Mahasiswa mampu menganalisis

keunggulan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA

7.1.5 Mahasiswa mampu menganalisis

peran guru dalam metode inkuiri dalam pembelajaran IPA


4. M8: Mahasiswa mampu

menganalisis proses pembelajaran IPA di Sekolah (S6,S9,KU1,KU2,P3,KK6)

8.1 L8: Mahasiswa

mampu menganalisis proses pembelajaran IPA di Sekolah (M8)

8.1.1 Mahasiswa mampu membuat

laporan obervasi pembelajaran

IPA di SD

8.1.2 Mahasiswa mampu menganalisis proses pembelajaran IPA di Sekolah

8.1.3 Mahasiswa mampu menganalisis

proses pembelajaran IPA di

Sekolah Internasional

8.1.4 Mahasiswa mampu menganalisis proses pembelajaran IPA di Sekolah Impress








BAB III

PENUTUP

Kesimpulan 

Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali diCIPTAKAN OLEH  Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.usun

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.




Saran 

Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa dan bisa menambah wawasan tentang taksonomi bloom, andeson, klarifikasi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sera KKO pembelajaran IPA.

Komentar

Postingan Populer