HAKIKAT PEMBELAJARAN IPA MI/SD TEORI BELAJAR PIAGET, BRUNER, JHON DEWEY, VYGOTSKI
Ditulis oleh:
Nama :Nur Maqfirah (1052018006)
Rina Harianti (1052019029)
Semester/Unit :VI/1
Jurusan :PGMI
Mata Kuliah : Pembelajaran IPA MI/SD
Dosen Pengampu :Nina Rahayu, M. Pd.
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
2021/2022
PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat berangkaikan salam penulis sanjung sanjikan kepangkuan alam baginda Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga dan sahabat-Nya. Berkat beliaulah penulis dapat merasakan nikmatnya iman dan nikmatnya islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan teman-teman atas masukan dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Pembelajaran Ipa MI/SD”
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Langsa, Maret 2021
Penulis
DAFTAR ISI
PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
Hakikat Pembelajaran IPA 3
Karateristik Pembelajaran IPA 4
Fungsi Pembelajaran IPA 6
Tujuan Pembelajaran IPA 7
Ruang Lingkup Pembelajaran IPA....8
Teori Belajar IPA...9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................15
Saran .................................................................................................15
DAFTAR PUSTKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam bahasa Inggris kata sains berasal dari kata science yang berarti pengetahuan. Secara umum, science meliputi natural science yang selanjutnya dikenal dengan IPA dan social science yang selanjutnya dikenal dengan IPS.
Ilmu pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti untuk komunikasi.
Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik tersendiri.
Menurut Khaeruddin (2007:182-183), mata pelajaran IPA bertujuan antara lain: membekali peserta didik memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar mengemukakan bahwa proses pembelajaran di kelas difokuskan pada untuk melatih siswa berpikir kritis untuk dirinya, mempertimbangkan hal-hal yang disekelilingnya, dan berpartisipasi aktif di dalam proses untuk mendapatkan pengetahuan. Peran guru dalam proses pembelajaran diharapkan keterlibatan guru jauh lebih sedikit sedang siswa diberikan keterlibatan pembelajaran secara luas.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :
Bagaimana hakikat pembelajaran IPA ?
Bagaimana karateristik pembelajaran IPA ?
Bagaimana fungsi dan tujuan pembelajaran IPA ?
Apa saja ruang lingkup dalam pembelajaran IPA ?
Bagaimana teori belajar IPA ?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini sebagai berikut :
Untuk mengetahui bagaimana hakikat pembelajaran IPA
Untuk mengetahui karateristik pembelajaran IPA
Untuk mengetahui bagaimana fungsi dan tujuan pembelajaran IPA
Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup dalam pembelajaran IPA
Untuk mengetahui bagaimana teori belajar IPA
BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat Pembelajaran Ipa
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientiayang berarti saya tahu. Dalam bahasa Inggris kata sains berasal dari kata science yang berarti pengetahuan. Secara umum, science meliputi natural science yang selanjutnya dikenal dengan IPA dan social science yang selanjutnya dikenal dengan IPS.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. Ipa didefinisikan dengan pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan. Abdullah dan Rahma (2003) menyatakan bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Sedangkan Kemendikbud (2017) menyatakan bahwa IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, serta disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam.
Ilmu Pengetahuan Alam dijelaskan sebagai kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan menggunakan pengetahuan itu. IPA merupakan kombinasi dua unsur utama yaitu proses dan produk yang tidak terpisahkan. IPA sebagai proses meliputi keterampilan proses dan sikap ilmiah yang diperlukan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. IPA sebagai produk berupa kumpulan pengetahuan yang meliputi fakta, konsep, generalisasi, prinsip, teori dan hukum. Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang digunakan peserta didik untuk menyelidiki dunia di sekitar mereka dan untuk membangun konsep ilmu pengetahuan, melakukan proses dalam mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji keberannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah (Kemendikbud, 2017).
Proses pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu, pada hakikatnya pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya ditekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Karakteristik Pembelajaran Ipa
Karakteristik IPA
Ilmu pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989).
Sebagai ilmu, IPA memiliki karakteristik yang membedakannya dengan bidang ilmu lain. Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini :
IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.
IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-geala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya metode ilmiah (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah (working scientifically), nilai dan sikap ilmiah (scientific attitudes) (Depdiknas, 2006).
IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimen dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).
IPA meliputi empat unsur, yaitu prosuk, proses, aplikasi, dan sikap. Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
Karakteristik Belajar IPA
Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik tersendiri. Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagai berikut:
Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot.
Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik).
Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan.
Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (misal seminar, konferensi atau simposium), studi kepustakan, mengunjungi suatu objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya.
Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa.
Fungsi Pembelajaran IPA
Secara garis besar dari beberapa buku dapat dianalisis bahwa mata pelajaran IPA berfungsi antara lain sebagai berikut:
Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya bagi kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan keterampilan proses. Keterampilan proses yang dimaksudkan adalah keterampilan fisik maupun mental yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan pengetahuan sains meupun pengembangannya.
Mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan sains dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemafaatannya bagi kehidupan sehari-hari. Kesadaran akan keterkaitan antara kemajuan sains selalu disajikan dengan mengkaitakannya aplikasi sains dalam kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi.
Tujuan Pembelajaran IPA
Tujuan pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:
Memahami alam sekitar
Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu berupa keterampilan proses/metode ilmiah
Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitar dan memecahkan masalah yang dihadapinya (Sulistyorini, 2007:15).
Menurut Khaeruddin (2007:182-183), mata pelajaran IPA bertujuan antara lain: membekali peserta didik memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Dalam konteks pembelajaran IPA di MI/SD menurut Mallinson dalam Bundu (2006: 64) memiliki dua tujuan utama yaitu:
Mengembangkan dimensi pengetahuan siswa
Mengembangkan dimensi performa siswa.
Dimensi pengetahuan mengacu pada pengintegrasian konsep biologi, fisika, dan pengembangan kemampuan dan keterampilan bermakna. Dimensi ini membantu siswa melakukan hal yang lebih baik bukan hanya mengetahui yang lebih pada pengetahuan.
Ruang Lingkup Pembelajaran IPA
IPA adalah salah satu materi ajar yang memiliki cakupan sangat luas. Untuk mempelajarinya harus memperhatikan tingkatannya. Menurut Mulyasa (2007: 112) ruang lingkup untuk bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langitnya.
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan oleh Mulyasa (2007: 112) maka dapat dikatakan ruang lingkup IPA adalah semua yang ada di alam semesta yang meliputi:
Makhluk hidup termasuk proses kehidupannya yang mencakup manusia, hewan serta tumbuhan.
Benda/materi yang meliputi benda cair, benda padat dan benda gas.
Energi serta perubahannya yang meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
Bumi dan alam semesta meliputi bumi, tata surya juga semua benda langit.
Dari ruang lingkup tersebut, IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang konsep dan prinsip dasar yang esensial tentang semua gejala alam semesta. Dari aspek-aspek yang umum makhluk hidup sampai aspek khusus proses kehidupannya, dari fakta dasar tentang bumi hingga fakta lebih dalam tentang tata surya.
Teori Belajar IPA
Pada dasarnya proses pembelajaran di kelas bukan untuk menghasilkan perpustakaan hidup untuk subjek keilmuwan, tetapi untuk melatih siswa berpikir secara kritis, mempertimbangkan hal-hal yang ada disekelilingnya, dan berpartsipasi aktif dalam proses mendapatkan pengetahuan. Oleh sebab itu guru harus menguasai bahan ajar dan beberapa teori belajar. Masing-masing teori belajar mempunyai karateristik dan kepentingan yang berbeda, sehingga guru dapat memilih teori belajar yang akan diterapkan, sesuai dengan tingkat usia, tipe siswa, kebutuhan siswa, kebutuhan lingkungan dan tujuan yang akan dicapai.
Adapun beberapa teori belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut para ahli sebagai berikut :
Teori Belajar Piaget dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Menurut Piaget dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar yang perlu diperhatikan oleh guru adalah :
Seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan
Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian
Apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidak cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak.
Untuk memberikan hasil maksimal pada pembelajaran maka seorang guru harus memperhatikan perkembangan mental anak yaitu :
Tahap sensor motor yaitu tahap kecerdasan motorik (gerak) yang tampak tidak ada bahasa tahap awal.
Preoperasional yaitu tahapan berpikir secara egosentritis yang didominasi oleh persepsi lebih banyak intuisi daripada pemikiran logis sebelum cepat melakukan konservasi.
Konkret operasional yaitu tahapan konvensilogika tentang hubungan pengetahuan, angka, berpikir terkait dengan yang nyata.
Formal Operasional tahap pemikiran yang sudah lengkap pemikiran yang prposional. Kemampuan untuk mengatasi hipotesis perkembangan idealism yang kuat.
Contoh Pembelajaran IPA di SD Berdasarkan Teori Piaget
Tema : Udara yang mempunyai sifat-sifat tertentu dan banyak kegunaanya bagi kehidupan manusia
Sub tema : Udara yang bergerak mempunyai tekanan yang lebih rendah dari pada udara diam
Metode : eksprerimen
Alat & bahan :
Dua bola pingpong
Benang
Kayu (30 cm)
Cara kerja :
Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang yang ada
Ikatkan kedua ujung benang secara berdekatan pada kayu yang telah disediakan, sehingga tampak seperti gambar berikut :
Peganglah salah satu ujung kayu dan tiuplah kuat-kuat persis di tengah-tengah antara kedua bola pingpong yang tergantung
Amati apa yang terjadi
Kegiatan guru yang penting adalah memperhatikan pada setiap siswa apa yang mereka lakukan. Apakah mereka sudah melaksanakannya dengan benar, apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan? Dan guru harus berbuat apa yang Piaget perbuat yaitu memberikan kesempatan anak untuk menemukan sendiri jawabannya, sedangkan guru harus selalu siap dengan alternatif jawaban bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Pada akhir pembelajaran tentunya guru mengulas kembali bagaimana siswa dapat menemukan jawaban yang diinginkan.
Teori Belajar Bruner dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar mengemukakan bahwa proses pembelajaran di kelas difokuskan pada untuk melatih siswa berpikir kritis untuk dirinya, mempertimbangkan hal-hal yang disekelilingnya, dan berpartisipasi aktif di dalam proses untuk mendapatkan pengetahuan. Peran guru dalam proses pembelajaran diharapkan keterlibatan guru jauh lebih sedikit sedang siswa diberikan keterlibatan pembelajaran secara luas. Untuk mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran ciri utama pembelajaran ini adalah :
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
Peran guru adalah sebagai petunjuk dan pengarah siswanya yang mencarik informasi. Jadi guru bukan sebagai penyampaian informasi.
Umumnya dalam proses pembelajaran digunakan barang-barang nyata.
Contoh Pembelajaran IPA di SD Berdasarkan Teori Bruner
Kelas : 3
Tujuan Umum : Siswa mengenali bagian-bagian tumbuhan dan mampu mengelompokkan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri dan kegunaannya dengan pengamatan dan penafsiran.
Topik : Tumbuhan mempunyai bagian-bagian tertentu.
Cara kerja :
Ambilah satu tanaman yang lengkap, terdiri dari akar, batang, daun, dan bunga.
Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengamati, kemudian berilah pertanyaanseperti berikut : Menurut kalian, bagaimana akar dapat berfungsi bagi tumbuhan ?
Terima seluruh ide atau tanggapan siswa. Berilah kesempatan kepada siswa mengajukan dan menguji idenya sendiri.
Berilah pertanyaan yang lain untuk menanyakan bagian tumbuhan yang lainnya.
Teori Belajar John Dewey dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Menurut teori belajar John Dewey, bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri dari topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Selain itu, teori John dewey dapat diaplikasikan dalam pembelajaran siswa khusunya pada pembelajaran kognitif, Pembelajaran kognitif menekankan pada keaktifan siswa dalam berpikir untuk memecahkan masalah dengan cara mengkonstruksi masalah dengan pengetahuan dalam pengalaman yang telah didapat. Adapun dalam pemecahan masalah, siswa harus mengenali masalah tersebut yang datangnya dari luar diri siswa itu sendiri. Selanjutnya siswa menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya. Lalu siswa menghubungkan uraian-uraian hasil analisanya satu sama lain, dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah yang berdasarkan pada pengalaman siswanya sendiri. Selanjutnya siswa mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahan masalah tersebut kurang tepat maka akan dicoba kemungkinan yang lain sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat. Hal ini tentunya akan melatih siswa untuk berpikir secara rasional dalam memecahkan masalah.
Teori Belajar Vygotsky dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Vygotsky berpendapat seperti Piaget bahwa siswa membentuk pengetahuan, yaitu apa yang diketahui siswa bukanlah kopi dari apa yang mereka temukan di dalam lingkungan, tetapi sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Meskipun kedua ahli memperhatikan pertumbuhan pengetahuan dan pemahaman anak tentang dunia sekitar, sekitar, Piaget lebih menekankan pada peran pengajaran dan interaksi sosial pada perkembangan IPA dan pengetahuan lain.
Ada dua amplikasi utama toeri Vygotsky dalam pendidikan : Pertama, adalah perlu tatanan kelas dan bentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi disekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing ZPD, ZPD adalah tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang saat ini.
Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pengajaran menekankan scaffolding,yaitu siswa perlu belajar dan bekerja secara berkelompok sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan diperlukan bantuan guru terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Contoh Pembelajaran IPA di SD Berdasarkan Teori Vygotsky
Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya model
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator : Mendeskripsikan dan mendomonstrasikan sifat-sifat cahaya yang mengenai benda
Penerapan teori belajar Vygotsky dalam materi
Sifat-sifat cahaya dapat dijabarkan sebagai berikut :
Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan jumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Terdapat 6 tahapan di dalam pengajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif dalam teori Vygotsky :
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Menyajikan informasi
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Evaluasi
Memberi penghargaan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
IPA merupakan kombinasi dua unsur utama yaitu proses dan produk yang tidak terpisahkan. IPA sebagai proses meliputi keterampilan proses dan sikap ilmiah yang diperlukan untuk memperoleh untuk mengembangkan pengetahuan. IPA sebagai produk berupa kumpulan pengetahuan yang meliputi fakta, konsep, generalisasi, prinsip teori, dan hukum. Pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode. Pembelajaran IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannyadalam kehidupan sehari-hari.
Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bahan referensi.
DAFTAR PUSTAKA
http:www/ied.edu.hkapfslt/v/tsoim/index.htm., diakses pada : 21 Januari 2013
http://dewiharususkses.blogspot.com/2016/06/teori-belajar-vygotsky.html?m=1, diakses pada : Senin, 06 Januari 2016
https://id.scribd.com/document/434351078/Makalah-Hakikat-Pembelaran-IPA , diakses pada: Kamis, 18/3/2021.
https://id.scribd.com/document/434351078/Makalah-Hakikat-Pembelaran-IPA , diakses pada: Kamis, 18/3/2021.
Sulthon. 2016. Pembelajaran IPA yang efektif dan menyenangkan bagi siswa MAdrasah Ibtidayah (MI). STAIN Kudus, 4 (1), 51.
Saputro, Birawan Cahyo. 2017. Meningkatkan Belajar Sifat-sifat Cahaya dengan Metode Inquiri Pada Kelas V Semester II SD Negeri Sumogawe 04. Mitra Pendidikan (JMP Online), 1 (9), 928.
Sofia, Andriana Ira, Surabaya : Surabaya Intelektual Club 2007. Penerapan Teori Belajar IPA dan Penalaran Siswa Sekolah Dasar.
Komentar
Posting Komentar