MAKALAH KEHIDUPAN DI BUMI
KEHIDUPAN
DI BUMI
Ditulis oleh kelompok
Nama : Imam Nur Rahman
(1052018023)
Adinda widya putri
(1052018001)
Luchi Syafira
(1052018013)
Unit/Semester : 1/II
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI)
Mata
Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar
Dosen
Pengampuh: Azwar, M.Pd
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTUTUT AGAMA
ISLAM NEGERI LANGSA
TAHUN 2019
PENGANTAR
Segala
puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tak
lupa pula Shalawat seiring salam sama-sama kita sanjung sajikan kepangkuan
Baginda Nabi Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan sahabat beliau.
Makalah
ini disusun sebagai tugas yang
diberikan Dosen Pembimbing kepada kami
dengan segala kerendahan hati, kami mohon dengan tulus ikhlas kiranya para
pembaca berkenan memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan tugas ini.
Akhirnya penulis ucapkan terimakasih
sedalam-dalamnya kepada semua pihak. Atas kekurangan isi tugas ini kami mohon
maaf sedalam-dalamnya.
Langsa, Maret 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
........................................................................................ 1
A.
Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C.
Tujuan penulisan ............................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
A. Geografis Kehidupan .................................................................................... 2
B. Evolusi ........................................................................................................... 10
BAB
III PENUTUP ................................................................................................. 13
A.
Kesimpulan ................................................................................................... 13
B.
Saran .............................................................................................................. 13
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi merupakan
salah-satu dari anggota tata surya yang merupakan planet ketiga terdekat dari
matahari. Dilihat dari bentuknya, permukaan Bumi berbentuk bulat telur yang
terdiri dari air dan selebihnya berupa daratan. Daratan Bumi yang terdiri dari
wilayah yang sangat luas dinamakan benua, sementara wilayah daratan yang lebih
sempit dan dikelilingi oleh samudera dinamakan pulau. Permukaan daratan Bumi
tidaklah rata, melainkan terdiri dari lembah-lembah serta bukit-bukit yang
menjulang ke angkasa.
Bumi merupakan
tempat tinggal dari berbagai spesies makhluk hidup. Di dalamnya terdapat
berbagai jenis flora dan fauna yang saling melengkapi rangkaian ekosistem.
Selain itu, Bumi juga dihuni oleh satu spesies makhluk yang unik bernama
manusia yang disebut-sebut sebagai khalifah atau pemimpin terhadap semua
makhluk hidup di Bumi serta sebagai manajer semua elemen yang terkandung di
dalamnya.
Di dalam
perkembangan dan transformasi kehidupan di Bumi yang berlangsung secara
terus-menerus mulai dari awal terbentuknya sampai sekarang ini, muncul pula
berbagai spekulasi tentangnya. Makhluk hidup yang satu berasal dari makhluk
yang lain dari spesies yang sama. Namun, ada pula spesies makhluk hidup yang
berasal dari spesies lain yang bertransformasi akibat dari tuntutan lingkungan
dan perubahan zaman. Dalam hal ini, dikenal suatu teori yang dinamakan dengan
teori evolusi.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimanakah Geografis Kehidupan ?
- Bagaimana Evolusi ?
C. Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui Geografis Kehidupan ?
- Agar memahami
Evolusi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A A. Geografis Kehidupan
Bumi ini
dahulu kala terbentuk dalam keadaan yang sangat panas dan dalam keadaan pijar
secara berlahan – lahan bumi menjadi lebih kondensasi atau menjadi lebih dingin
sehingga menjadi suatu saat terbentuk kerak bumi. Bagian bumi yang berbentuk
cair membentuk samudra atau hidrosfer , bagian yang bertugas disebut atmosfer ,
dan bagian yang berbentuk padat disebut litosfer. Pda saat ini kulit bumi
tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup kita sebut sebagai biosfer.
Maka pertanyaan yang timbul dibumi adalah darimana dan kapan kah mahluk-makhluk
hidup itu datang atau timbul di bumi ini?Bagaiman pula ia dapat menjadi begitu
banyak dan beraneka ragam. Bahkan pertanyaan sampai kepada asal usul manusia,
benarkah manusia berasal dari monyet?[1]
Sejak
berabad-abad yang lalu hingga sekarang asal usul kehidupan di bumi menjadi
bahan perdebatan, sehingga menimbulkan beberapa pertanyaan. Misalnya seperti
pertanyaan manakah diantara telur ayam yang lebih dulu ada. Pertanyaan ini
sepele tetapi sangat sulit dijawab.Jika ayam lebih dulu ada, berarti kehidupan
dimulai dari tahap dewasa kemudian ayam harus menemukan pasangan hidup agar
mampu bertelur.Dan jika telur lebih dulu ada, berarti semua makhluk hidup
berasal dari telur atau semacamnya kemudian tumbuh dan dewasa. Namun, dari
manakah telur berasal jika tidak ada ayam? Bagaimana bias tercipta ayam jika
tidak berasal dari telur? Kedua pertanyaan ini sama dengan pertanyaan “ Dari
manakah asal usul kehidupan dan bagaimanakah kehidupan terjadi?”. Banyak teori
yang dikemukakan oleh para ahli biologi tentang asal usul kehidupan, tetapi
hingga saat ini pun belum ada jawaban yang memuaskan.Teori tentang asal usul
kehidupan yang pernah berkembang di antaranya teori abiogenesis, teori
biogenesis, teori cosmozonic, teori penciptaan, teori evolusi kimia.
1. Penyebaran Makhluk
Hidup
Secara alamiah di alam
ini terdapat beraneka ragam jenis kehidupan. Kehidupan tersebut tersebar di
berbagai lapisan biosfer, seperti di permukaan bumi, di dalam tanah, air, dan
udara. Masing-masing kehidupan berbeda satu sama lain, bahkan makhluk hidup
yang terdapat pada satu lapisan pun masih terdiri atas bermacam jenis.
Suatu benda
dikatakan benda hidup atau makhluk hidup apabila memiliki ciri-ciri hidup.
Kriteria hidup itu adalah sebagai berikut:
a. Metabolisme
Metabolisme
atau pertukaran zat artinya ada zat yang masuk pengambilan makanan) dan yang
keluar (respirasi/pernapasan). Semua makhluk hidup melakukan proses kimia yang
kita namakan metabolisme (yunani:metabole= perubahan).
b. Pertumbuhan
Makhluk hidup
mampu mengalami pertumbuhan, artinya semula kecil kemudian bertambah besar
karena pertambahan dari dalam.Tumbuh karena peningkatan masa sel ,dapat terjadi
karena ukuran sel menjadi bertambah besar atau karena pertambahan jumlah sel
atau kedua-duanya. Pada makhluk tak hidup tidak ada pertumbuhan .[2]
c. Reproduksi
Reproduksi
atau berkembang biak artinya semula jumlahnya sedikit ,keudian jumlah itu
menjadi banyak. Proses reproduksi pada bentuk sederhana adalah pembelahan sel,
yakni pembelahan satu individu menjadi dua. Pada perkembangan lebih lanjut,
reproduksi menyangkut pembentukan sel-sel telur dan sperma yang menyatu menjadi
baru. Pada beberapa makhluk hidup terjadi meta genesis, dimana zigot tidak
langsung menjadi individu dewasa, tetapi melalui fase-fase turunan generatif
dan vegetatif dan aseksual
d. Iritabilita
Makhluk
hidup memiliki iritabilita atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan
reaksi terhadap rangsangan itu , tanggapan ini berguna bagi keselamatan
hidupnya. Rangsangan datang dapat berupa fisik dan kimia disekitarnya misalnya
cahaya ,suhu tekanan , suara ,perubahan komposisi kimiawi dari tanah .air dan
sebagainya. Pada prinsipnya semua makhluk hidup bik tingkat rendah maupun
tingkat tinggi memberi tanggapan atau peka terhadap rangsangan.
e. Gerak
Makhluk
hidup mengadakan gerak.Gerakan pada kebanyakan hewanb terlihat dengan jelas,
tetapi pada tumbuhan kurang jelas dan lambat. Bergerak aktif merupakan salah
kriteria hidup yang tidak mutlak . Hal ini ada beberapa makhluk hidup sama
sekali tidak menunjukan gerak , tetapi memiliki kritteria keempat hal yang
telah disebutkan diatas misalnya,plasmodium yang ada di dalam darah penderiota
tidak bergerak sama sekali ,perpindahannya keberbagai bagian tubuh karena hanya
mengikuti aliran darah manusia saja.
f. Adaptasi
Kemampuan
makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitarnya adalah
merupakan ciri yang memungkinkan makhluk hidup bertahan pada lingkungan yang
terus berubah.Setiap spesies makhluk hidup menyesuaikan diri denagn mencari
lingkungan yang cocok dengan lingkungannya. Adaptasi dapat berupa
perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat atau lambat
2. Pembagian Wilayah Berdasarkan
Iklim
Iklim adalah keadaan
cuaca rata-rata, meliputi daerah yang luas dan waktunya lama (30 tahun). Ilmu
yang mempelajari iklim disebut Klimatologi. Unsur-unsur iklim antara lain
meliputi letak garis lintang, letak tinggi tempat, suhu udara, kelembaban
udara, curah hujan, pengaruh arus laut, pengaruh topografi dan vegetasi. Iklim
berdasarkan letak garis lintang disebut juga iklim matahari.[3]
3. Menyebutkan Pembagian
Wilayah Untuk Penyebaran Binatang
Persebaran hewan di muka
bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda
antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis
hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan
yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada
hambatan-hambatan maka persebaran hewan akan berjalan terus.
Misalnya hewan yang
biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang
biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin
atau kurang curah hujannya. Di samping itu faktor sejarah geologi juga
mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut
pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif.
Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara
masal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran
fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah
juga terdapat di wilayah lainnya.
Pada tahun 1876 Alfred
Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas 8 wilayah yaitu:
Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik, Oceanik
dan Antartik.[4]
4. Teori Asal Usul Kehidupan
a. Teori Abiogenesis
Teori ini
menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup atau makhlukhidup
ada dengan sendirinya.Teori ini dikenal sebagai teori Generatio Spontae.Tokoh
pencetus teori ini yaitu Aristoteles dan John Nedham.
Pada
percobaan Aristoteles, tanah yang direndam air akan muncul cacing. Pada
percobaan Nedham, kaldu direbus dalam wadah selama beberapa menit, setelah itu
wadah ditutup menggunakan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat
bahwa bakteri berasal dari air kaldu.
Dari sekian
banyak orang yang mempermasalahkan teori tersebut , terdapat seorang ahli ilmu
pengetahuan alam bernama Francesco Redi ( 1626-1628 ) yang dengan teliti tidak
segera menerima teori tersbeut. Ia melakukan percobaan yang hasilnya kemudian
membuat pikiran banyak orang menjadi goyah terhadap teori generation spontanea.
Adapun
percobaan yang dilakukan oleh Francesco Redi sebagai berikut. Dia merebus dua
potong daging segar sampai mendidih agar terjadi sterilisasi. Kedua potongan
daging itu dimasukkan ke dalam dua stoples ; stoples pertama terbuka dan
stoplrs kedua tertutup rapat. Kedua stoples tersebut dibiarkan bebrapa hari ,
di dalam stoples pertama yang mulutnya terbuka banyak didapatkan larva atau
tempayak lalat , sedangkan di dalam stoples kedua tidak ditemukan larva lalat.
Dari
percobaan Francesco Redi tersebut muncul kesimpulan bahwa larva yang berada di
dalam stoples pertama berasal dari telur lalat yang masuk ke dalam dan
meletakkan telurnya , sedangkan di dalam stoples kedua yang tertutup rapat
tidak ditemukan larva karena lalat tidak dapat masuk ke dalam dan meletakkan
telurnya.
Selanjutnya
, pada abad ke-18 seorang berkebangsaan Italia bernama Lazzaro Spallanzani
melakukan eksperimen atas dasar pemikiran seperti eksperimen Francesco Redi ,
hanya dalam eksperimenya tidak digunakan daging , tetapi air kaldu.
Percobaannya berlangsung sebgai berikut.Disediakan tiga tabung yang
masing-masing diisi dengan air kaldu secukupnya.Tabung pertama dibiarkan
terbuka mulutnya. Tabung kedua dan keyiga dipanaskan sampai mendidih selama 15
menit. Tabung kedua dibiarkan mulutnya terbuka ,sedang tabung ketiga mulutnya
tertutup rapat dengan lapisan lilin. Setelah dibiiarkan selama tujuh hari , air
kaldu di dalam tabung yang mulutnya terbuka menjadi keruh akibta timbul bakteri
, sedang kedaan air kaldu di dalam tabung yang mulutnya terttutup masih seperti
semula.
Hasil
eksperimen yang dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani ini membuktikan bahwa
timbulnya bakteri bukan terjadi secara spontan , tetapi bakteri muncul dari
spora bakteri yang masuk dan kemudian berkembang pada air kaldu. Dengan
percobaan Redi dan Spallanzani teori generation spontanea menjadi goyah. Namun
demikian , sebagian orang menetang kebenaran percobaan Spallanzani serta mempertahankan
kebenaran teori lama. Mereka menunjuk percobaan tersebut masih ada kelemahannya
, yaitu pada tabung yang tertutup sebenarnya masih terdapat gejala generation
spontanea , tetapi karena tertutup tidak ada gaya yang masuk untuk hidup.[5]
b. Teori Biogenesis
Teori ini
menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.Tokoh pencetus teori
ini yaitu Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
Francesco Redi melakukan percobaan pertama untuk
membuktikan teori biogenesi
Kelemahaan percobaan
spallanzi kemudian dicoba disempurnakan oleh lois Pasteur ( 1822-1895 ) ahli
biokimia dan mikrobiologi dari prancis. Pada tabung kedua percobaan spallanzi,
mulut tabung dittutup dengan pipa berbentuk leher angsa sehingga ruangan di
dalam bakteri masih berhubungan dengan udara luar.Bentuk seperti ini
memungkinkan bakteri dan spora bakteri tidak dapat masuk ke dalam air kaldu.
Setelah beberapa hari ternyata hasilnya sama dengan percobaan spallanzi. Maka
tumbanglah teori abiogenesis dan timbul teori biogenesis dengan slogan omne ex
ovo omne ovum ex vivo
c. Teori
Cosmozoic
Teori ini
menyatakan makhluk hidup berasal dari “spora kehidupan” yang berasal dari ruang
angkasa. Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan di bumi diperkirakan berasal
dari ruang angkasa. Hal yang mendasari teori ini adalah peyelidikan bahwa bahan
yang terdapat pada batu meteor maupun vartu komet yang jatuh ke bumi mengandung
banyak molekul organic sederhana , misalnya cyanogens , asam
hidrocyanida.molekul-molekul organic tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi
benih kehidupan. Menurut teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul
kehidupan. Kehidupan dapat timbul sekali atau bebrapa kali di berbagai bagian
galaksi dalam waktu yang berbeda
d.
Penciptaan ( Special Creation)
Teori ini
menyatakan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh tuhan seperti apa adanya. Teori
ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet diciptakan oleh Tuhan.Bumi
yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang mempunyai ciri yang tidak
berubah.Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib
yang pernah dilihatnya. Kejadian gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan ,
seperti halnya bumi dan kehidupan yang ada di didalamnya juga diciptakan
oleh-Nya.
e. Teori evolusi kimia
Ketidakpuasan
para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun
Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian
tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain : Harold
Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin.mereka berpendapat bahwa organisme
terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya
makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti
Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain.

Gambaran
seniman terhadap bumi primitif
Teori
evolusi kimia ini diawali dengan teori terbentuknya bumi dan planet– planet
lain. Teori tersebut diantaranya teori kabut asal ( nebula) dan teori dentuman
besar (big bang). Teori nebula menyatakan bahwa bermiliar tahun yang lalu
bintang–bintang di angkasa dalam keadaan tidak stabil sehingga meledak.Debu dan
gas hasil ledakannya kemudian membentuk kabut asal (nebula).Kabut ini kemudian
memadat lalu meledak dengan dentuman besar (big bang).Hasil dari ledakan besar
tersebut berupa bintang dan planet termasuk bumi.[6]
Semula bumi diperkirakan berupa
gumpalan gas dan debu yang tersusun dari berbagai unsur seperti oksigen(O2),
nitrogen (N2), karbon, silicon, besi, nikel, dan aluminium. Unsure – unsure tersebut
kemudian mencair. Adapun usur yang lebih berat mengendap dan unsur yang ringan
akan membentuk atmosfer. Kondisi saat itu diperkirakan amat panas dengan suhu
40.000°C – 80.000°C.ketika mulai mendingin, karbon dan beberapa logam mengembun
dan membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya diperkirakan gersang, tandus
dan tidak datar. Oleh karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang
masih lunak itu bergerak dan berkerut terus menerus sehingga saat kulit bumi
menjadi dingin akan tampak berlipat dan pecah.

Susunan
alat yang digunakan oleh Miller. (b) Stanley Miller yang mencoba mengulang
kembali penelitiannya
Pada saat
itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan
seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar)
lepas meninggalkan bumi kerena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya.
Namun senaywa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur tersebut, seperti
uap air (H2O), Amonia (NH3), Metana (CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa
sederhana tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer.
Ketika suhu atmosfer turun sekitar 1000°C berlangsunglah proses pendinginan.
Akibatnya, air di atmosfer mengembun dan hujan turun, akhirnya terbentuklah
sungai yang mengandung mineral mengalir dari lapisan bumi menuju ke laut.
Pada tahun
1920-an, Oparin dan Haldane mengajukan hipotesis bahwa atmosfer bumi pada zaman
purba dapat menyintesis senyawa organik dari molekul nonorganik purba seprti
metana (CH4), ammonia(NH3), hindrogen(H2), dan air (H2O) dengan bantuan energi
yang ada pada saat itu, seperti energy panas bumi, sinar matahri, sinar
ultraviolet, sinar kosmis, maupun loncatan petir. Hasil sintesis tersebut
berupa molekul – molekul organik yang terkumpul di atas permukaan perairan
seperti sungai, laut, dan danau.Kumpulan molekul – molekul organik tersebut
dinamakan sup purba (sup primodial).Dari sinilah diperkirakan tempat kehidupan
pertama kali muncul.Namun , Oparin dalam hipotesisinya tetap berpendapat bahwa
sangat sulit mempertimbangkan mekanisme transformasimolekul organic sebagai
benda tak hidup menjadi makhluk hidup.[7]
Tahap –
tahap evolusi kimia sebagai berikut.
1)
Terbentuknya senyawa kimia organic sederhana zat – zat
anorganik dengan bantuan energy alam seperti H2O + H2 + NH3 + CH4 urea, formaldehid, asetat, dan sebagainya.
2)
Terbentuknya senyawa kimia yang lebih kompleks sebagai
berikut.
Urea, formaldehid, asetat dan
sebagainya asam amino, glukosa,
nukleotida, dan asam lemak.
3)
Terbentuknya senyawa kompleks melalui polimerisasi
senyawa monomer organik.
a)
Asam amino
polimer protein
b)
Glukosa
polimer amilum, selulosa
c)
Asam lemak + gliserol
lemak
d)
Nukleotida
RNA
4)
Molekul – moleku sederhana dan molekul polimer
bergabung membentuk agregat seluler. Beberapa molekul memiliki fungsi secara
structural.Selain itu, beberapa molekul menjadi substrat reaksi yang dapat
menghasilkan energy bagi reaksi – reaksi sintesis
5)
Beberapa nukleotida mengalami polimerisasi menjadi RNA
yang bertindak sebagai enzim untuk sintesi dan mengarahkan jalannya reaksi
dalam kompartemen (koaservat atau ptotobion).
6)
RNA bertindak sebagai molekul pembawa informasi
genetis.
7)
Reaksi – reaksi kimia agregat terjebak dalam sekat
hidrofobik (lemak) yang akan menjadi bakal seluler.
B. Evolusi
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), evolusi adalah perubahan (pertumbuhan, perkembangan)
secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan (sedikit demi sedikit), sedangkan
berevolusi berarti berubah (berkembang) secara berangsur-angsur.
Evolusi pada dasarnya
berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi
moderm, evolusi berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi. Akumulasi
perubahan gen ini menyebabkan terjadinya perubahan pada mahluk hidup. Evolusi
menjelaskan sejarah mahluk hidup seperti: manusia, hewan, tumbuhan, fungi ,
mikroba.[8]
Di bawah ini akan
diuraikan beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ahli evolusi
terkemuka:
1. Teori Charles Robert Darwin
Charles Robert Darwin
merupakan cucu dari Erasmus Darwin yang juga merupakan ahli evolusi yang
berkebangsaan Inggris. Di dalam bukunya yang berjudul On The Origin of
Species by Means of Natural Selection ( Asal Mula Spesies yang Terjadi
melalui Seleksi Alam), Darwin membagi teori evolusi ke dalam dua garis besar
yakni:
1) Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa
silam.
2) Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut Darwin,
spesies-spesies yang hidup sekarang merupakan transformasi dari spesies yang
hidup pada masa silam yang berubah karena persilangan yang menyebabkan
terjadinya perubahan frekuensi gen sehingga muncul berbagai macam varietas baru
yang menambah keanekaragaman flora dan fauna. Selain itu, spesies yang hidup
sekarang merupakan spesies yang kuat yang berhasil lulus dari seleksi alam. Misalnya,
pada spesies jerapah, pada mulanya terdiri dari dua varietas, yakni jerapah
berleher panjang dan berleher pendek. Dimana kedua varietas tersebut
berkompetisi untuk mendapatkan makanannya yang berupa dedaunan dari pepohonan
yang tinggi, dan yang berhasil memenangkan kompetisi tersebut ialah jerapah
yang berleher panjang karena bisa menjangkau makanannya sementara jerapah
berleher pendek tidak mampu untuk menjangkaunya. Sehingga, jerapah yang
berleher pendek seiring berjalannya waktu mengalami kepunahan.
Teori Darwin yang paling
kontroversial ialah teorinya yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera.
Teori ini diperkuat dengan ditemukannya berbagai fosil kera yang bentuknya
menyerupai fosil manusia. Dimana dari berbagai fosil, dinyatakan bahwa kera
mengalami evolusi, mulai dari kera, hingga ditemukannya fosil yang mirip kera
yang dinamakan Australophitecus
Afarensis, Australophitecus Africanus, Homo Habilis, Homo Erectus, Homo Sapiens, hingga Homo Sapiens Modern yang merupakan
manusia beradab yang hidup pada masa kini.[9]
2. Teori Lamarck
‘Jean Baptiste de
Lamarck (1744-1829) ialah seorang ahli biologi Prancis yang
menjelaskan evolusi berdasarkan suatu gagasan bahwa perubahan pada suatu
individu disebabkan oleh lingkungan dan bersifat diturunkan biasa dikenal
dengan teori Lamarckisme.’
Dalam bukunya yang berjudul Philosopic, Lamarck
mengatakan bahwa Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan
sifat-sifat yang diwariskan melalui proses adaptasi lingkungan, ciri
dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya. Selain itu, dia
menyatakan pula bahwa organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh
membesar, sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau
penyusutan, bahkan akan menghilang.
Contoh klasik yang pernah
dikemukakan untuk menggambarkan teori evolusi dari Lamarck adalah jerapah. Pada
mulanya, jerapah memiliki leher yang pendek, namun kebiasaannya memakan
dedaunan dari pohon yang tinggi sehingga lambat-laun leher jerapah menjadi
panjang. Jerapah diduga memanjangkan lehernya untuk mencapai pohon yang semakin
tinggi. Adaptasi dengan pemanjangan leher ini diwariskan kepada generasi
berikutnya, yang akan mempunyai leher sedikit lebih panjang dan pada generasi
berikutnya akan lebih panjang lagi.
3. Teori August Weismann
‘August Weismann
(1834-1914), seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman mencoba untuk menerapkan
teori Darwin dalam peristiwa genetika.’
Weismann tidak menentang
pandangan Darwin, tetapi lebih menjelaskan pandangan Darwin mengenai seleksi alam.
Weismann berpendapat bahwa perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak
akan diwariskan kepada keturunannya. Evolusi menyangkut bagaimana pewarisan
gengen melalui sel-sel kelamin, artinya evolusi adalah gejala seleksi alam
terhadap faktor-faktor genetika. Sifat leher panjang atau pendek jerapah
dikendalikan oleh gen. Gen untuk leher panjang bersifat dominan. Sedangkan, gen
untuk leher pendek adalah resesif. Karena jerapah berleher pendek tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungan, maka jerapah ini akan punah.[10]
Berbeda dengan teori
Darwin, Weismann menentang teori Lamarck. Weismann berpendapat bahwa perubahan
sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya.
Weismann membuktikan teorinya dengan mengawinkan dua ekor tikus yang
masing-masing ekornya telah dipotong. Kemudian, anak-anaknya yang sudah dewasa
dipotong ekornya dan dikawinkan dengan sesamanya. Hasilnya tetap anak-anak
tikus yang berekor. Percobaan ini dilakukan hingga 21 generasi tikus dan
hasilnya tetap sama.[11]
Dari argumennya
tersebut, Weismann menyimpulkan bahwa
1) Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan ke
generasi berikutnya. Hal ini membuktikan bahwa teori evolusi Lamarck tidaklah
benar.
2) Evolusi adalah masalah pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin, atau
evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara alamiah di alam ini terdapat beraneka ragam
jenis kehidupan. Kehidupan tersebut tersebar di berbagai lapisan biosfer,
seperti di permukaan bumi, di dalam tanah, air, dan udara.
Evolusi pada dasarnya berarti proses
perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi moderm, evolusi
berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi. Akumulasi perubahan gen
ini menyebabkan terjadinya perubahan pada mahluk hidup. Evolusi menjelaskan
sejarah mahluk hidup seperti : manusia, hewan, tumbuhan, fungi , mikroba.
B.Saran
Jagalah alam kita dari kerusakan alam seperti pembakaran hutan dan
pemanasan global. Karena sesungguhnya alam lah yang memberikan kehidupan bagi
kita semua makhluk hidup tanpa terkecuali. Apabila Alam kita hancur maka
kehidupan di dunia akan hancur pula.
DAFTAR PUSTAKA
Cesar,J.2003.Ilmu Pengetahuan Populer:
Rekombinan ADN. Jilid 5.Edisi ke-10.Jakarta: PT Widiadara
E.Ganilin, L.2000.Jendela Iptek:
Evolusi. Jakarta:Balai Pustaka
Kimbal, J.W. 1999. Biologi Jilid 3
Cetakan ke-3.Jakarta : Erlangga.
Sumarjito. 2008. Biologi untuk SMA
Kelas XII IPA. Yogyakarta : Primaga.
A. Ville Cinude. dkk.1Biologi Umum. Jakarta : Erlangga. 1999
[1]
J.W. Kimbal, Biologi
Jilid 3 Cetakan ke-3.(Jakarta : Erlangga. 1999), hal. 52
[2]
J.W. Kimbal, Biologi
.. hal. 53
[3]
Sumarjito. Biologi
untuk SMA Kelas XII IPA. (Yogyakarta : Primaga. 2008), hal. 48
[4]
Sumarjito. Biologi
untuk SMA Kelas XII IPA. .. hal. 49
[5]
Sumarjito. Biologi
untuk SMA Kelas XII IPA. .. hal. 50
[6]
A. Ville Cinude. dkk.1Biologi
Umum. (Jakarta : Erlangga. 1999).hal.
33
[7]
A. Ville Cinude. dkk.1Biologi
Umum. ..hal. 35
[8]
L E.Ganilin,. Jendela Iptek: Evolusi.
(Jakarta:Balai Pustaka, 2000), hal. 69
[9]
L E.Ganilin,. Jendela Iptek: Evolusi. ...
hal. 70
[10]
L E.Ganilin,. Jendela Iptek: Evolusi. ...
hal. 70
[11]
J. Cesar,
Ilmu Pengetahuan Populer: Rekombinan ADN. Jilid 5.Edisi ke-10.(Jakarta: PT
Widiadara, 2003), hal. 73



Komentar
Posting Komentar